Minggu, 22 Maret 2020

Klasifikasi Pupuk



1. Pupuk Alami:Pupuk yang terjadi secara alami di alam tanpa bantuan manusia atau melalui proses industri atau pabrik pupuk
Contoh :
·         Pupuk kandang
·         Kompos
·         Humus
2. Pupuk buatan:Pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik dengan kandungan unsur hara tertentu
Contoh :
·         Pupuk Urea
·         Pupuk TSP

1. Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik, bahan alami, yaitu yang terbuat dari pelapukan organisme tumbuhan atau hewan, biasanya, pupuk ini berasal dari bahan kompos, pupuk kandang, daun-daun yang membusuk, sekam, dan bahan-bahan lain yang terbebas dari bahan kimia aktif.
Ada beberapa jenis pupuk orgnanik, diantaranya pupuk kompos, bokashi, pupuk hijau, pupuk daun, pupuk saresah, dan pupuk cair organik, bisa dilihat di jenis-jenis pupuk organik
2. Pupuk An Organik
Sementara pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan kimia aktif, merupakan hasil dari proses pembuatan dan rekayasa kimia, melalu proses rekayasa kimiawi, fisik ataupun biologis. Pupuk ini, banyak diproduksi oleh pabrik-pabrik kimia dan banyak beredar dipasaran.

1. Pupuk Organik Padat
Pupuk organik padat dapat berasal dari kotoran ternak, tanaman, maupun campuran sisa makanan dan urine hewan ternak. Pupuk organik padat dapat berupa pupuk kandang, humus, kompos dan pupuk hijau.
Pupuk kandang terbuat dari kotoran hewan. Hampir semua kotoran hewan ternak dapat digunakan sebagai pupuk  organik, namun karakteristik pupuk pun dipengaruhi oleh jenis hewan yang digunakan kotorannya. Sapi, kambing juga ayam adalah beberapa hewan yang kotorannya digunakan dalam pembuatan pupuk. Ada tidaknya campuran urine hewan dalam pupuk juga sangat memperngaruhi kandungan yang terdapat dalam pupuk. Pupuk kandang tidak hanya dapat menutrisi tanah dan tanaman, namun juga dapat menetralkan logam berat di dalam tanah.
Sama seperti pupuk organik lainnya, pupuk kandang dapat memperbaiki struktur tanah, termasuk untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Pupuk kandang yang telah siap digunakan biasanya terasa dingin, gembur, berbentuk menyerupai tanah dan baunya telah berkurang. Penggunaan pupuk kandang dapat dilakukan dengan menyebarkan dan membenamkan pupuk pada tanah, untuk mengurangi penguapan unsur hara akibat proses kimia yang terjadi di dalam tanah.
Pupuk organik lainnya adalah pupuk hijau yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman tertentu yang maish segar, yang ditanam di dalam tanah. Semua jenis tanaman dapat digunakan sebagai pupuk hijau, namun untuk memaksimalkan kandungan unsur hara yang dikandungnya, pilihan tanaman terbaik adalah tanaman dengan sistem perakaran yang bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen. Pupuk hijau mirip dengan humus karena proses pembentukannya dilakukan denga cara yang sama. Hanya saja, humus terbentuk secara alamai sementara pupuk hijau harus dibuat oleh manusia.
Selain pupuk kandang dan pupuk hijau, pupuk kompos juga merupakan pupuk organik padat. Berbeda dengan pupuk hijau yang hanya dbuat dengan membenamkan tanaman-tanaman di dalam tanah, pada pembuatan pupuk kompos disertai dengan penambahan mikroorganisme dekomposer untuk mendekomposisi atau memfermentasi. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah jerami, sekam padi, pelepah pisang, gulma, sayuran busuk, sisa tanaman jagung juga sabuk kelapa.
Pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar atau keseluruhannya terisi atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman atau kotoran hewan yang berbentuk padat. Berdasarkan bahan asalnya, pupuk organik padat dapat dibedakan menjadi pupuk hijau, pupuk kandang, kompos juga humus.
Bila dibandingkan, pupuk cair akan dapat mengatasi defisiensi unsur hara dengan lebih cepat, bila dibandingkan dengan pupuk padat. Hal ini didukung oleh bentuknya yang cair sehingga mudah diserap tanah dan tanaman.

2. Pupuk Organik Cair
Pupuk cair dapat berupa pupuk kandang cair, biogas, pupuk cair dari lombah organik atau pupuk cair dari limbah manusia. Pupuk kandang cair dapat dibuat dengan mencampurkan kotoran hewan dengan air lalu diaduk. Sebelum digunakan, pupuk cair sebagiknya didiamkan terlebih dahulu dalam kondisi  tertutup dan terlindung dari sinar matahari sehingga akan terjadi fermentasi. Penutupan dilakukan untuk mencegah keluarnya unsur nitrogen dalam bentuk gas ammonia yang menguap. Penyimpanan akan membuat kandungan unsur hara pada pupuk kandang cair lebih seimbang. Penggunaannya pada tanaman akan mengefisienkan penggunaan fosfat oleh tanaman. Untuk mencegah adanya gulma atau organisme penyebab penyakit pada pupuk kandang cair, hindari penggunaannya secara langsung setelah dibuat.
Pupuk kandang cair berperan sebagai bahan pembenah tanah, meningkatkan kemampuan tanah untuk mengikat kelembaban juga memperbaiki struktur tanah dan pengatusan tanah. Pupuk kandang cair dapat pula terbuat dari urine sapi maupun kambing. Urine sapi mengandung banyak unsur yang dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen, fosfor dan potassium, juga seng, besi, mangan.Untuk membuat pupuk cair dari urine sapi, perlu ditambahkan bakteri pengurai untuk menguraikan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam urine sehingga dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman.
Bakteri pengurai yang umumnya digunakan adalah EM4 (Effective Microorganism 4) atau botani dan molasses sebagai energi yang digunakan oleh bakteri. EM4 akan mempercepat proses pengomposan atau pembuatan pupuk cair. Urine sapi yang digunakan adalah urine sapi segar yang tidak tercemar feses, sisa pakan atau sisa air minum. Pupuk cair dari urine sapi lebih baik digunakan kurnag dari 24 jam setelah urine dihasilkan.
Jenis pupuk cair lainnya adalah biogas yang merupakan gabungan dari fermentasi bahan organik cair dengan bahan organik padat yang dikenal dengan istilah biogas. Bahan baku pembuatannya berasal dari hewan atau tumbuhan. Pada biogasm akan dihasilkan gas metana sebagai sumber energi sedangkan limbah cair dan padat yang dihasilkan sebagai residu dapat digunakan sebagai pupuk.

1. Pengertian Pupuk Tunggal
Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara saja, misalnya pupuk N (nitrogen), pupuk P (fosfat), atau pupuk K (kalium). Ada berbagai jenis pupuk tunggal, misalnya pupuk tunggal nitrogen, pupuk tunggal fosfat, dan pupuk tunggal kalium.

2. Pengertian Pupuk Majemuk
Berbeda dengan pupuk tunggal, maka pupuk majemuk mengandung lebih dari satu unsur hara. Misalnya adalah pupuk NP, NK, dan NPK. Secara garis besar, pupuk majemuk dibedakan menjadi 4 golongan yakni:
Pupuk NP :  Pupuk NP dibedakan menjadi 2, yakni amophos dan superstikfos. Amophos memiliki kadar unsur hara Amophos A 11 % N + 48 % P2O5 (larut dalam air), Amophos B 16,5 % N + 20 % P2O5 (larut dalam air), berbentuk  butiran dengan warna abu-abu muda, tidak higroskopis, dan memiliki ekuivalen kemasaman Amophos A adalah 55 dan Amophos B adalah 86.
Sementara itu, untuk superstikfos sama dengan Amophos hanya berlainan nama dagangnya. Unsur haranya sama dengan Amophos, yakni 16,5 % N + 20 % P2O5.
Pupuk NK :  Pupuk NK jarang digunakan, misalnya kalium nitrat dengan kadar 13% dan 44% K2O
Pupuk PK : Pupuk PK juga jarang digunakan, misalnya kalium metafosfat dengan kadar 60% P2O5 + 40% K2O dan pupuk mono kalium fosfat dengan kadar 52% P2O5 + 34% K2
Pupuk NPK :  Pupuk NPK mengandung tiga unsur sekaligus, yakni N, P, dan K. Contoh pupuk NPK adalah Rustica Yellow. Rustica Yellow memiliki sifat sebagai berikut:
Mengandung unsur hara 15% N + 15% P2O5+ 15% K2O dan Mg sebanyak 0,5% serta unsur-unsur mikro seperti B, Cu, dan Zn
Butiran-butiran berwarna kekuning-kuningan bila kering dan kuning coklat bila basah
Sangat higroskopis
  • Bekerja sedang, sehingga dapat digunakan sebelum atau sesudah tanam
  • Reaksi fisiologisnya sedang sampai agak masam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar