Rabu, 16 September 2020

APOMIKSIS

 APOMIKSIS

Apomiksis Yaitu Pembentukan Biji Melalui Reproduksi Aseksual Atau Biji Berkembang Dalam Ovari Dari Embrio Tanpa  Melalui Penyatuan Inti Sperma Dengan Sel Telur. Apomiksis Mrpk Suatu Bentuk Pelarian Tanaman Dari Sterilitas Untuk Mempertahankan Populasi  Sehingga Tdk Punah.

 

194

MEKANISME APOMIKSIS

1.  Apospori
2.  Diplospori
3.  Embrio Adventif
4. Partenogeneias

199.jpg

195

196

Senin, 23 Maret 2020

SEJARAH PERKEMBANGAN PUPUK



Sejarah
Proses penambahan zat untuk tanah untuk meningkatkan kapasitasnya semakin dikembangkan pada hari-hari awal pertanian. Petani kuno tahu bahwa hasil pertama pada sebidang tanah jauh lebih baik daripada tahun-tahun berikutnya. Hal ini menyebabkan mereka pindah ke yang baru, digarap daerah, yang kembali menunjukkan pola yang sama dari hasil berkurang dari waktu ke waktu. Akhirnya ditemukan bahwa pertumbuhan tanaman di sebidang tanah dapat ditingkatkan dengan menyebarkan hewan kotoran seluruh tanah.

Seiring waktu, teknologi pupuk menjadi lebih halus. Zat baru yang meningkatkan pertumbuhan tanaman ditemukan. Orang Mesir diketahui telah menambahkan abu dari membakar gulma ke tanah. Tulisan-tulisan Yunani dan Romawi kuno menunjukkan bahwa kotoran hewan yang digunakan, tergantung pada jenis tanah atau tanaman tumbuh. Itu juga diketahui saat ini bahwa tumbuh tanaman polongan di lahan sebelum penanaman gandum adalah menguntungkan. Jenis lain dari bahan ditambahkan termasuk kerang laut, tanah liat, limbah sayuran, limbah dari proses manufaktur yang berbeda, dan lain berbagai macam sampah.

Penelitian disusun dalam teknologi pupuk dimulai pada awal abad ketujuh belas. Awal ilmuwan seperti Francis Bacon dan Johann Glauber menjelaskan efek menguntungkan dari penambahan sendawa ke tanah. Glauber mengembangkan pupuk mineral lengkap pertama, yang merupakan campuran sendawa, kapur, asam fosfat , nitrogen, dan kalium. Seperti teori-teori ilmiah yang dikembangkan kimia, kebutuhan kimia tanaman ditemukan, yang menyebabkan komposisi pupuk ditingkatkan. Organik kimia Justus von Liebig menunjukkan bahwa tanaman membutuhkan unsur mineral seperti nitrogen dan fosfor untuk tumbuh. Industri pupuk kimia bisa dikatakan memiliki awal dengan paten yang dikeluarkan untuk Sir John Lawes, yang diuraikan metode untuk memproduksi suatu bentuk fosfat yang merupakan pupuk yang efektif. Industri pupuk sintetis mengalami pertumbuhan yang signifikan setelah Perang Dunia Pertama, ketika fasilitas yang telah menghasilkan amonia dan nitrat sintetis untuk bahan peledak dikonversi menjadi produksi nitrogen pupuk berbasis.

Bahan Baku
Pupuk diuraikan di sini adalah senyawa pupuk terdiri dari pupuk primer dan sekunder nutrisi. Ini hanya mewakili satu jenis pupuk, dan tunggal lainnya nutrisi jenis juga dibuat. Bahan baku, dalam bentuk padat, dapat diberikan kepada produsen pupuk dalam jumlah massal ribu ton, jumlah drum, atau wadah drum logam dan tas.
Pupuk utama termasuk zat yang berasal dari nitrogen, fosfor, dan kalium. Berbagai bahan baku yang digunakan untuk memproduksi senyawa ini. Ketika amonia digunakan sebagai sumber nitrogen dalam pupuk, salah satu metode produksi sintetik memerlukan penggunaan gas alam dan udara. Komponen fosfor dibuat menggunakan belerang, batubara, dan batu fosfat. Sumber kalium berasal dari kalium klorida , komponen utama kalium.
Nutrisi sekunder ditambahkan ke beberapa pupuk untuk membantu membuat mereka lebih efektif. Kalsium diperoleh dari batu gamping, yang berisi kalsium karbonat, kalsium sulfat , dan kalsium magnesium karbonat. Sumber magnesium dalam pupuk berasal dari dolomit . Sulfur merupakan bahan yang ditambang dan ditambahkan ke pupuk. Bahan ditambang lainnya termasuk besi dari besi sulfat , tembaga, dan molibdenum dari molibdenum oksida .

Masa Depan
Pupuk penelitian saat ini berfokus pada mengurangi dampak lingkungan harnful penggunaan pupuk dan temuan baru, sumber-sumber yang lebih murah dari pupuk. Hal-hal seperti yang sedang diselidiki untuk membuat pupuk lebih ramah lingkungan ditingkatkan metode aplikasi, penyediaan pupuk dalam bentuk yang kurang rentan terhadap limpasan, dan membuat campuran lebih terkonsentrasi. Sumber-sumber baru pupuk juga sedang diselidiki. Telah ditemukan bahwa lumpur limbah mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan untuk pupuk yang baik. Sayangnya, juga mengandung zat tertentu seperti timbal, kadmium , dan merkuri dalam konsentrasi yang akan merusak tumbuhan. Upaya yang dilakukan untuk menghapus yang tidak diinginkan elemen, membuat bahan ini pupuk yang layak. Sumber lain yang sedang dikembangkan adalah pupuk. Pupuk pertama pupuk, namun mereka tidak digunakan dalam skala besar karena penanganan mereka telah terbukti terlalu mahal. Ketika meningkatkan teknologi dan biaya berkurang, bahan ini akan menjadi pupuk baru yang layak.



Minggu, 22 Maret 2020

Klasifikasi Pupuk



1. Pupuk Alami:Pupuk yang terjadi secara alami di alam tanpa bantuan manusia atau melalui proses industri atau pabrik pupuk
Contoh :
·         Pupuk kandang
·         Kompos
·         Humus
2. Pupuk buatan:Pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik dengan kandungan unsur hara tertentu
Contoh :
·         Pupuk Urea
·         Pupuk TSP

1. Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik, bahan alami, yaitu yang terbuat dari pelapukan organisme tumbuhan atau hewan, biasanya, pupuk ini berasal dari bahan kompos, pupuk kandang, daun-daun yang membusuk, sekam, dan bahan-bahan lain yang terbebas dari bahan kimia aktif.
Ada beberapa jenis pupuk orgnanik, diantaranya pupuk kompos, bokashi, pupuk hijau, pupuk daun, pupuk saresah, dan pupuk cair organik, bisa dilihat di jenis-jenis pupuk organik
2. Pupuk An Organik
Sementara pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan kimia aktif, merupakan hasil dari proses pembuatan dan rekayasa kimia, melalu proses rekayasa kimiawi, fisik ataupun biologis. Pupuk ini, banyak diproduksi oleh pabrik-pabrik kimia dan banyak beredar dipasaran.

1. Pupuk Organik Padat
Pupuk organik padat dapat berasal dari kotoran ternak, tanaman, maupun campuran sisa makanan dan urine hewan ternak. Pupuk organik padat dapat berupa pupuk kandang, humus, kompos dan pupuk hijau.
Pupuk kandang terbuat dari kotoran hewan. Hampir semua kotoran hewan ternak dapat digunakan sebagai pupuk  organik, namun karakteristik pupuk pun dipengaruhi oleh jenis hewan yang digunakan kotorannya. Sapi, kambing juga ayam adalah beberapa hewan yang kotorannya digunakan dalam pembuatan pupuk. Ada tidaknya campuran urine hewan dalam pupuk juga sangat memperngaruhi kandungan yang terdapat dalam pupuk. Pupuk kandang tidak hanya dapat menutrisi tanah dan tanaman, namun juga dapat menetralkan logam berat di dalam tanah.
Sama seperti pupuk organik lainnya, pupuk kandang dapat memperbaiki struktur tanah, termasuk untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Pupuk kandang yang telah siap digunakan biasanya terasa dingin, gembur, berbentuk menyerupai tanah dan baunya telah berkurang. Penggunaan pupuk kandang dapat dilakukan dengan menyebarkan dan membenamkan pupuk pada tanah, untuk mengurangi penguapan unsur hara akibat proses kimia yang terjadi di dalam tanah.
Pupuk organik lainnya adalah pupuk hijau yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman tertentu yang maish segar, yang ditanam di dalam tanah. Semua jenis tanaman dapat digunakan sebagai pupuk hijau, namun untuk memaksimalkan kandungan unsur hara yang dikandungnya, pilihan tanaman terbaik adalah tanaman dengan sistem perakaran yang bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen. Pupuk hijau mirip dengan humus karena proses pembentukannya dilakukan denga cara yang sama. Hanya saja, humus terbentuk secara alamai sementara pupuk hijau harus dibuat oleh manusia.
Selain pupuk kandang dan pupuk hijau, pupuk kompos juga merupakan pupuk organik padat. Berbeda dengan pupuk hijau yang hanya dbuat dengan membenamkan tanaman-tanaman di dalam tanah, pada pembuatan pupuk kompos disertai dengan penambahan mikroorganisme dekomposer untuk mendekomposisi atau memfermentasi. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah jerami, sekam padi, pelepah pisang, gulma, sayuran busuk, sisa tanaman jagung juga sabuk kelapa.
Pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar atau keseluruhannya terisi atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman atau kotoran hewan yang berbentuk padat. Berdasarkan bahan asalnya, pupuk organik padat dapat dibedakan menjadi pupuk hijau, pupuk kandang, kompos juga humus.
Bila dibandingkan, pupuk cair akan dapat mengatasi defisiensi unsur hara dengan lebih cepat, bila dibandingkan dengan pupuk padat. Hal ini didukung oleh bentuknya yang cair sehingga mudah diserap tanah dan tanaman.

2. Pupuk Organik Cair
Pupuk cair dapat berupa pupuk kandang cair, biogas, pupuk cair dari lombah organik atau pupuk cair dari limbah manusia. Pupuk kandang cair dapat dibuat dengan mencampurkan kotoran hewan dengan air lalu diaduk. Sebelum digunakan, pupuk cair sebagiknya didiamkan terlebih dahulu dalam kondisi  tertutup dan terlindung dari sinar matahari sehingga akan terjadi fermentasi. Penutupan dilakukan untuk mencegah keluarnya unsur nitrogen dalam bentuk gas ammonia yang menguap. Penyimpanan akan membuat kandungan unsur hara pada pupuk kandang cair lebih seimbang. Penggunaannya pada tanaman akan mengefisienkan penggunaan fosfat oleh tanaman. Untuk mencegah adanya gulma atau organisme penyebab penyakit pada pupuk kandang cair, hindari penggunaannya secara langsung setelah dibuat.
Pupuk kandang cair berperan sebagai bahan pembenah tanah, meningkatkan kemampuan tanah untuk mengikat kelembaban juga memperbaiki struktur tanah dan pengatusan tanah. Pupuk kandang cair dapat pula terbuat dari urine sapi maupun kambing. Urine sapi mengandung banyak unsur yang dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen, fosfor dan potassium, juga seng, besi, mangan.Untuk membuat pupuk cair dari urine sapi, perlu ditambahkan bakteri pengurai untuk menguraikan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam urine sehingga dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman.
Bakteri pengurai yang umumnya digunakan adalah EM4 (Effective Microorganism 4) atau botani dan molasses sebagai energi yang digunakan oleh bakteri. EM4 akan mempercepat proses pengomposan atau pembuatan pupuk cair. Urine sapi yang digunakan adalah urine sapi segar yang tidak tercemar feses, sisa pakan atau sisa air minum. Pupuk cair dari urine sapi lebih baik digunakan kurnag dari 24 jam setelah urine dihasilkan.
Jenis pupuk cair lainnya adalah biogas yang merupakan gabungan dari fermentasi bahan organik cair dengan bahan organik padat yang dikenal dengan istilah biogas. Bahan baku pembuatannya berasal dari hewan atau tumbuhan. Pada biogasm akan dihasilkan gas metana sebagai sumber energi sedangkan limbah cair dan padat yang dihasilkan sebagai residu dapat digunakan sebagai pupuk.

1. Pengertian Pupuk Tunggal
Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara saja, misalnya pupuk N (nitrogen), pupuk P (fosfat), atau pupuk K (kalium). Ada berbagai jenis pupuk tunggal, misalnya pupuk tunggal nitrogen, pupuk tunggal fosfat, dan pupuk tunggal kalium.

2. Pengertian Pupuk Majemuk
Berbeda dengan pupuk tunggal, maka pupuk majemuk mengandung lebih dari satu unsur hara. Misalnya adalah pupuk NP, NK, dan NPK. Secara garis besar, pupuk majemuk dibedakan menjadi 4 golongan yakni:
Pupuk NP :  Pupuk NP dibedakan menjadi 2, yakni amophos dan superstikfos. Amophos memiliki kadar unsur hara Amophos A 11 % N + 48 % P2O5 (larut dalam air), Amophos B 16,5 % N + 20 % P2O5 (larut dalam air), berbentuk  butiran dengan warna abu-abu muda, tidak higroskopis, dan memiliki ekuivalen kemasaman Amophos A adalah 55 dan Amophos B adalah 86.
Sementara itu, untuk superstikfos sama dengan Amophos hanya berlainan nama dagangnya. Unsur haranya sama dengan Amophos, yakni 16,5 % N + 20 % P2O5.
Pupuk NK :  Pupuk NK jarang digunakan, misalnya kalium nitrat dengan kadar 13% dan 44% K2O
Pupuk PK : Pupuk PK juga jarang digunakan, misalnya kalium metafosfat dengan kadar 60% P2O5 + 40% K2O dan pupuk mono kalium fosfat dengan kadar 52% P2O5 + 34% K2
Pupuk NPK :  Pupuk NPK mengandung tiga unsur sekaligus, yakni N, P, dan K. Contoh pupuk NPK adalah Rustica Yellow. Rustica Yellow memiliki sifat sebagai berikut:
Mengandung unsur hara 15% N + 15% P2O5+ 15% K2O dan Mg sebanyak 0,5% serta unsur-unsur mikro seperti B, Cu, dan Zn
Butiran-butiran berwarna kekuning-kuningan bila kering dan kuning coklat bila basah
Sangat higroskopis
  • Bekerja sedang, sehingga dapat digunakan sebelum atau sesudah tanam
  • Reaksi fisiologisnya sedang sampai agak masam


Sabtu, 21 Maret 2020

UNSUR HARA



Unsur Hara makro :
 CALSIUM (Ca)
  • Berfungsi untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman dan merangsang pembentukan biji.
  • Calsium pada batang dan daun bermanfaat untuk menetralkan senyawa atau keadaan yang tidak menguntungkan pada tanah.
      Tanda-tanda tanaman yang kekurangan Calsium adalah :
  1. Tepi daun muda akan berubah menjadi kuning karena chlorosis, yang kemudian menjalar ke tulang daun.
  2. Kuncup muda akan mati karena perakaran kurang sempurna. Jika ada daun yang tumbuh, warnanya akan berubaah dan baberapa jaringan pada daun akan mati.
 MAGNESIUM (Mg)
  • Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil), karbohidrat, lemak dan senyawa minyak yang dibutuhkan tanaman.
  • Berperan dalam transportasi Phosfat di tanaman.
      Gejala tanaman yang kekurangan unsur Magnesium adalah :
  1. Daun tua mengalami kerusakan dan gagal membentuk klorofil sehingga tampak bercak cokelat, daun yang semula hijau akan berubah kuning dan pucat.
  2. Daun mengering dan seringkali langsung mati
  3. Daya tumbuh biji menjadi berkurang. Bila biji tumbuh, kualitas akan kurang baik.
 SULFUR/BELERANG (S)
  • Berperan dalam pembentukan bintil akar
  • Membantu pertumbuhan anakan tanaman

      Gejala tanaman yang kekurangan unsur belerang antara lain adalah :
  1. Warna daun muda berubah menjadi hijau muda, tidak merata, sedikit mengkilap agak keputihan, kemudian berubah menjadi kuning kehijauan.
  2. Pertumbuhan tanaman lambat,kerdil, kurus dan berbatang pendek.
Unsur Hara Makro :
 KLOR (Cl)
  • Berfungsi untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil kering tanaman seperti tembakau, kapas,  kentang dan  sayuran.
       Tanaman yang kekurangan Klor akan menunjukkan gejala berikut ini :
  1. Daun agak keriput
  2. Pemasakan buah berlangsung lambat
  3. Tanaman menjadi kurang produktif
 BESI (Fe)
  • Berfungsi dalam proses pernapasan tanaman dan pembentukan zat hijau daun (klorofil).
      Gejala tanaman yang kekurangan zat besi antara lain adalah :
  1. Warna menjadi kekuningan, terutama pada daun muda
  2. Pertumbuhan tanaman seolah berhenti, sehingga dun berguguran dan akhirnya tanaman mati.
TEMBAGA (Cu)
  • Berfungsi dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) dan merupakan bahan pembentuk beberapa jenis enzim.
      Gejala kekurangan tembaga pada tanaman adalah :
  1. Ujung daun tidak merata, layu dan mengalami kerusakan dan layu.
  2. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, terutama pada jenis tanaman jeruk dan tanaman sayur.


SENG (Zn)
  • Berfungsi dalam pengaktifan bebrapa jenis enzim pada tanaman.
  • Berperan dalam biosintesis auksin, pemanjangan sel dan ruas batang.
      Gejala kekurangan seng pada tanaman antara lain adalah :
  1. Daun menjadi kekuningan dan kemerahan, terutama pada daun tua.
  2. Daun berlubang, mengering dan mati.
  3. Tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
BORON (B)
  • Berfungsi mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman
  • Membantu bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif
  • Berperan dalam pembelahan sel pada tanaman biji
      Gejala tanaman yang kekurangan unsur Boron adalah :
  1. Gejala klorosis dari tepi daun, daun menjadi layu, kering dan mati
  2. Daun muda tumbuh kerdil, kuncup mati dan berwarna hitam
  3. Pada jagung menyebabkan tongkol tidak berbiji.
MOLIBDENUM (Mo)
  • Membantu mengikat nitrogen dari udara bebas.
  • Mengaktifkan enzim Nitrogenase.
      Gejala kekurangan unsur ini adalah :
  1. Daun berubah warna, keriput dan kering
  2. Pertumbuhan terhenti dan tanaman kemudian mati.

DAFTAR PUSTAKA
Simanungkalit RDM, et.al. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa Barat. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.



Selasa, 29 Oktober 2019

Perbanyakan Vegetatif Pada Gulma


Perbanyakan Vegetatif Pada Gulma


Perbanyakan vegetatif ialah prinsip perkembangbiakan bagi sebagian besar gulma tahunan. Gulma yang memperbanyak diri secara vegetatif sulit untuk dikendalikan karena banyak memiliki organ vegetatif dorman di dalam tanah.Seperti juga perbanyakan sexual,perbanyakan secara vegetatif dapat dimulai selama fase pertumbuhan awal tanaman. Selambat-lambatnya tiga minggu setelah umbi.
Beberapa bentuk organ vegetatif yang banyak ditemukan dalam perbanyakan jenis-jenis gulma menahun:
·         Rhizoma (Rimpang)
Batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah bercabang-cabang dan tumbuh mendatar,dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang mucul di atas tanah dan dapat merupakan tumbuhan baru. Rimpang di samping merupakan alat perkembiakan juga merupakan tempat penimbunan zat makanan cadangan.dan termasuk batang berbentuk tabung, mempunyai buku, ruas, tumbuh menjalar di bawah permukaan tanah.  Contoh: Alang-alang (Imperata cylindrica),Imperata cylindrica (ilalang), Rumput kakawatan (Cynodon dactylon).
·         Stolon
Batang yang menjalar di atas permukaan tanah yang setiap nodia dapat membentuk akar dan tunas untuk membentuk individu baru, dan mempunyai ciri-ciri seperti  Batang silindris, mempunyai buku dan ruas; menjalar di permukaan tanah. Pada beberapa jenis gulma, stolon menjalar di permukaan air, misalnya :Cynodon dactylon Digitaria adcendens ,Axonopus compressus abEichornia crassipes.
·         Runner
Stolon yang internodianya sangat panjang membentuk tunas pada ujung.Batang yang tumbuh di ketiak daun pada dasar tajuk dan  menjalar dipermukaan tanah. Contoh: Tapak limau (Elephantopus scaber) dan Eichornia crassipes
·         Umbi batang
Pangkal batang yang membengkak dan mempunyai mata tunas. Contoh: Caladium sp.
·         Umbi akar
Ujung dari rhizoma yang membengkak dan merupakan cadangan makanan serta mempunyai tunas ujung.  Contoh:Cyperus rotundus dan Cyperus esculentus
·         Umbi lapis ( Bulbus)
Umbi ini memperlihatkan susunan yang berlapsi-lapis,yaitu terdiri atas daun-daun yang telah menjadi tebal ,lunak, dan berdaging,merupakan bagian umbi yang menyimpan zat makanan cadangan,sedangkan batangnya sendiri hanya merupakan bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis itu,di antara lapisan tersebut terdapat tunas yang dapat tumbuh, atau Batang yang memendek, mempunyai lapisan-lapisan berdaging. Misalnya: Allium veneale ( bawang –bawangan).
·         Corn
Batang yang gemuk, pendek berdaging dan terdapat dalam tanah yang dilapisi daun yang mereduksi menjadi sisik dan terdapat tunas yang tumbuh,misalnya : Ranumculus bulbasus. Beberapa jenis gulma menahun mempunyai lebih dari  satu organ perbanyakan vegetatif.
Contoh: Cynodon dactylon (stolon dan rhizoma) dan  Cyperus rotundus (rhizome dan umbi) Areal pertanian yang didominasi oleh gulma perennial  yang mempunyai organ perbanyakan vegetatif relatif  lebih sulit untuk dikendalikan. Faktor yang mempengaruhi umur dan daya tahan hidup organ perbanyakan vegetatif:

Senin, 28 Oktober 2019

klasifikasi gulma dan perkembangbiakan gulma

klasifikasi gulma

Apa itu GULMA? Apa yang dimaksud dengan GULMA? Secara umum, pengertian gulma adalah segala jenis tanaman atau tumbuhan yang tidak ditanam dan tumbuh secara liar dilahan pertanian, perkebunan atau tempat lain yang kehadirannya tidak diinginkan karena keberadaannya dapat mengganggu tanaman utama. Di lahan pertanian, baik lahan budidaya hortikultura maupun lahan budidaya tanaman perkebunan kehadiran gulma dapat berdampak buruk bagi tanaman utama, yaitu dapat menurunkan hasil tanaman produksi.
Klasifikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial) dan alami (natural). Cara klasifikasi pada gulma cenderung mengarah ke sistem buatan. Atas dasar pengelompokan yang berbeda, maka kita dapat mengelompokan gulma menjadi kelompok-kelompok atau golongan-golongan yang berbeda pula.
Klasifikasi Gulma
Klasifikasi gulma dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah:
1. Klasifikasi gulma berdasarkan siklus hidupnya atau umur
a. Gulma semusim (annual weed)
Gulma ini berkembang biak secara generatif melalui biji, hanya dapat hidup selama satu daur yang biasanya kurang dari satu tahun, contoh Ageratum conyzoides (babandotan), Echinochloa crusgalli, Echinochloa colonum, Limnocharis flava, Fimbristylis littoralis.
b. Gulma dua tahun (biennial weeds)
Yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya lebih dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun. Pada tahun pertama digunakan untuk pertumbuhan vegetatif menghasilkan bentuk roset dan pada tahun kedua berbunga, menghasilkan biji dan kemudian mati. Pada periode roset gulma tersebut sensitif terhadap herbisida. contoh Dipsacus sylvestris, Echium vulgare, Circium vulgare, Circium altissimum dan Artemisia biennis.
c. Gulma tahunan (perenial weed)
Gulma tahunan berkembang biak secara generatif melalui biji, dan secara vegetatif melalui rimpang, stolon dan setek batang. Gulma ini hidup lebih dari satu tahun atau hidup sepanjang tahun dan berbuah berulangkali. Untuk gulma yang membentuk rimpang atau umbi dapat hidup sepanjang tahun, contoh Imperata cylindrica (alang-alang).

2. Klasifikasi gulma berdasarkan habitat
a. Gulma fakultatif
Gulma fakultatif tumbuh di habitat yang belum ada campur tangan manusia. Gulma ini tumbuh pada lahan yang belum dikelola untuk budidaya tanaman, seperti padang alang-alang.
b. Gulma obligat
Jenis gulma ini tumbuh di habitat yang sudah ada campur tangan manusia. Gulma ini biasanya tumbuh menyertai tanaman budidaya, seperti sawah, ladang dan perkebunan.

3. Klasifikasi gulma berdasarkan karakter
a. Gulma lunak (soft weed)
Gulma lunak yaitu jenis gulma yang tidak begitu berbahaya bagi tanaman yang dibudidayakan, namun dalam keadaan populasi tinggi harus dikendalikan, contoh Ageratum conyzoides.
b. Gulma keras atau gulma berbahaya (noxius weed)
Gulma berbahaya adalah jenis gulma yang berpotensi allelopati, contoh (I. cylindrica), Mikania micrantha (sembung rambat), Chromolaena odorata (kirinyuh), Cyperus rotundus (teki berumbi).
4. Klasifikasi gulma berdasarkan morfologi
a. Gulma golongan rumput (grasses)
Gulma golongan rumput sebagian besar termasuk dalam famili Gramineae atau Poaceae, dengan ciri-ciri umum adalah: Berbatang bulat memanjang, dengan ruas-ruas batang berongga atau padat. Daun berbentuk pita, bertulang daun sejajar, lidah-lidah daun berbulu, permukaan daun ada yang berbulu kasar atau halus. Buah berbentuk butiran tersusun dalam bentuk malai. Berakar serabut, berstolon atau membentuk rimpang, contoh  I. Cylindrica, Digitaria ciliaris, Eleusine indica.
b.Gulma golongan berdaun lebar (broad leaved)
Gulma golongan berdaun lebar sebagian besar temasuk tumbuhan berkeping dua (Dicotyledoneae) dari berbagai famili. Ciri-ciri umum: Batang tubuh tegak dengan percabangannya, ada pula yang tumbuh merambat. Daun tunggal maupun majemuk, helaian daun bulat/bulat telur Bertulang daun melengkung atau menjari dan tepi daun rata, bergerigi atau bergelombang. Duduk daun berhadapan atau berselangseling. Bunga tunggal atau majemuk tersusun dalam suatu karangan bunga. Contoh Borreria alata, Ageratum conyzoides, Synedrella nodiflora.
c. Gulma golongan teki (sedges)
Famili Cyperaceae mempunyai ciri-ciri umum: Daun berbentuk pipih atau berlekuk segi tiga, memanjang yang tumbuh langsung dari pangkal batang. Permukaan daun biasanya licin tidak berbulu atau ada yang berbulu agak kasar, tangkai bunga berbentuk seperti lidi, muncul dari tengah-tengah pangkal batang dan ujungnya tersusun karangan bunga. Perakaran biasanya membentuk stolon dan bercabang dimana setiap cabang membentuk umbi, contoh Cyperus rotundus dan Cyperus kyllingia.
d. Gulma golongan pakis-pakisan (fern)
Cyclosorus aridus (pakis kadal).

5. Klasifikasi gulma berdasarkan sistematika
a.Monocotyledoneae
Gulma berakar serabut, susunan tulang daun sejajar atau melengkung, jumlah bagian-bagian bunga tiga atau kelipatannya, dan biji berkeping satu. Contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus, Cyperus dactylon, Echinochloa crusgalli, Panicum repens.
b. Dicotyledoneae
Gulma berakar tunggang, susunan tulang daun menyirip atau menjari, jumlah bagian-bagian bunga 4 atau 5 atau kelipatannya, dan biji berkeping dua. Contohnya Amaranthus spinosus, Mimosa sp., Euphatorium odoratum.
c. Pteridophyta
berkembangbiak secara generatif dengan spora. Sebagai contoh Salvinia sp., Marsilea crenata.

6. Klasifikasi gulma berdasarkan sifat parasit
Berdasarkan parasit atau tidaknya, gulma dibedakan dalam :
a. Gulma non parasit, contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus.
b. Gulma parasit, dibedakan lagi menjadi :
- Gulma parasit sejati, contoh Cuscuta australis (tali putri)
- Gulma semi parasit, contohnya Loranthus pentandrus.
- Gulma hiper parasit, contoh Viscum sp.

7. Klasifikasi gulma berdasar daerah asal
Berdasarkan daerah asalnya, gulma dibedakan menjadi:
a. Gulma domestik
Gulma domestik adalah gulma asli di suatu tempat/daerah, contohnya gulma alang-alang (Imperata cylindrica) di Indonesia. 
b.  Gulma eksotik
Gulma eksotik yaitu gulma yang berasal dari daerah (negara) lain, contohnya gulma eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan gulma kiambang (Salvinia molesta) berasal dari negara lain.

Perkembangbiakan Gulma

Gulma mampu berkembang biak secara vegetatif maupun generatif dengan biji yang dihasilkan. Secara vegetatif antara lain dengan rhizoma, stolon, tuber, bulbus, corn dan runner. Pembiakan melalui spora umumnya dilakukan oleh bangsa Pakistan sedangkan pembiakan melalui biji banyak dilakukan oleh gulma semusim dan beberapa gulma dua tahunan. Pada kondisi yang tidak menguntungkan biji akan mengalami dormansi yang merupakan sifat penting untuk memertahankan dan melestarikan hidup gulma. Dalam keadaan dormasi, biji dapat bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama dengan melakukan aktifitas metabolisme yang minimal. Dormansi dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

a. Innate dormancy
Dormansi ini bersifat genetik yang antara lain dapat disebabkan oleh kulit biji yang impermeable, hambatan kimiawi dalam kulit biji dan embrio yang rudimenter.
b. Induced dormancy
Dalam keadaan sempurna menguntungkan biji tumbuh sempurna, namun menjadi dorman akibat karena keadaan yang kurang menguntungkan.
c. Enforced dormancy
Biji menjadi dorman karena faktor lingkungan tidak menguntungkan dan kemudian akan segera tumbuh normal, bila faktor penghambat tersebut dihilangkan.

Biji gulma akan berkecambah bila faktor pertumbuhan seperti air, gas, suhu dan cahaya terpenuhi. Air diperlukan untuk menjalankan aktifitas metabolisme dan perkembangan sel tumbuhan. Demikian juga dengan gas, suhu dan cahaya memerankan peranan penting dalam memacu aktifitas metablisme gulma. (https://biologi69.blogspot.com/2016/10/perkembangbiakan-gulma.html)

Gulma akan berkembang dengan cepat bila faktor cahaya, unsur hara, air, gas dan tempat hidup dapat dipenuhi secara maksimal. Di dalam suatu ekosistem, gulma tidak hidup secara tunggal tapi hidup bersama-sama dengan tumbuhan lain sehingga untuk mendapatkan faktor tersebut harus melakukan persaingan. Persaingan akan terjadi bila timbul interaksi antara lebih dari satu tumbuhan. Tipe interaksi menurut Soeryani adalah sebagai berikut:




1. Neutralisme
Kedua tumbuhan saling tidak terpengaruh oleh interaksi. Misalnya antara karet dan Calopogonium mucunoides. 
2. Kompetisi
Kedua tumbuhan terpengaruh secara negatif oleh interaksi dalam bentuk penurunan kegiatan pertumbuhannya (termasuk alelopati). Misalnya antara jagung dengan Chenopodium album. 
3. Amensalisme
Satu tumbuhan tidak dipengaruhi oleh interaksi sementara kegiatan pertumbuhan lainnya dipengaruhi secara negatif. Misalnya antara karet dewasa dan penutup tanah sembung rambat.
4. Dominasi
Satu tumbuhan mendominasi tumbuhan lainnya (termasuk parasitisme dan predasi). Misalnya antara Cyperus sp dan padi gogo, antara Cuscutta sp dan tanaman pagar.
5. Komensalisme
Suatu interaksi yang positif: satu tumbuhan tidak dipengaruhi, sedang tumbuhan lain memperoleh keuntungan dari interaksi ini misalnya antara Azolla sp  dan padi.
6. Proto-kooperasi
Interaksi kooperatif antara dua tumbuhan dan menguntungan keduanya. Nama lainnya disebut simbiosis. Misalnya antara Azolla sp dan padi.